Home » , » Pemenuhan Hawa Nafsu

Pemenuhan Hawa Nafsu

Manusia merupakan salah satu mahluk yang diciptakan oleh Allah SWT di samping makhluk makhluk lain, Misalnya Hewan dan Tumbuhan. disamping adanya perbedaan mendasar antara manusia dan Hewan, ternyata masih ada kesamaan diantara keduanya. kesamaannya, masing masing baik hewan maupun manusia itu diciptakan secara fitrah memang memeliki kecenderungan memenuhi kebutuhan hawa nafsunya. Adapun perbedaan yang sangat mendasar dari keduanya ialah proses "pemenuhan" hawa nafsunya itu..

Hewan, oleh karena mereka tidak diberi akal maka naluri kecenderungan pemenuhan hawa nafsunya hanya sebatas fitrahnya, misalnya, bila mereka lapar lantas mereka pun akan segera mencari makanan untuk dimakan. setelah kenyang mereka akan segera diam, sebelum lapar maka mereka tidak akan makan, mereka akan makan hanya pada saat mereka betul betul merasa lapar..

Dalam kehidupan hewan, ada yang berusaha menutupi kebutuhan hidupnya dengan sendiri sendiri, adapula yang membina kebersamaan dibawah satu kepemimpinan seperti dalam kelompok lebah atau tawon. hal ini pun terdapat dalam al-quran  surat An Nahl, 16:68-69. hal ini bisa jadi contoh buat kita dimana para lebah yang hidup dalam membina kesatuan dalam suatu kepemimpinan, kerjasama yang sangat baik dan menghasilkan karya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia yaitu madu. 

adapun manusia, disamping memiliki kecenderungan hawa nafsu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu pemenuhan hawa nafsu makan atapun hawa nafsu kebutuhan biologis, selain itu manusia juga diberikan akal yang seharusnya dengan akal ini manusia bisa mengendalikan hawa nafsunya dibanding hewan, karena dengan akalnya juga manusia bisa terbimbing untuk bisa membedakan mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak boleh dimakan, serta mana yang boleh dinikmatinya dan mana yang tidak boleh dinikmatinya.

hal diatas saya dapat dari kajian agama  Ust Athian Ali, jika direnungi dengan seksama, memang benar apa yang dikatakan ustad itu, dijaman sekarang ini sedikit cukup sulit membedakan dua makhluk tuhan ini, hal ini dikarenakan manusia itu sendiri. Menurut Syekh Al Maududi, pada umumnya kita selalu dapat menyaksikan hampir pada setiap jaman justru manusia itu lebih tidak terkendali dalam memenuhi kebutuhan hawa nafsunya dibanding dengan binatang, ini terjadi akbiat dari lepasnya kendali dalam dirinya, karena akal yang seharusnya menjadi pengendali hawa nafsu namun dalam prakteknya akal malah dikenadlikan oleh hawa nafsu. yang terjadi malah sebaliknya, justru akal yang memikirkan bagaimana caranya untuk memenuhi hawa nafsunya. dan ini semua terjadi tidak lain karena tidak adanya kendali agama.

lebih lanjut, al maududi menyatakan, bila kita mau jujur melihat, kita tidak akan pernah menyaksikan ada sekelompok singa yang berusaha menyusun angkatan bersenjatanya untuk menyerang kelompok singa yang lain. atau juga, kita tidak akan menyaksikan ada seekor anjing yang berusaha memperbudak anjing yang lain,  kita juga tidak akan pernah melihat ada seekor katak yang berusaha menutup mulut katak yang lain dengan tidak memberinya kesempatan untuk bersuara.bila dilihat dari sisi ini, hak asasi binatang didunia binatang jauh lebih terpenuhi dengan baik dibanding dengan hak asasi manusia dalam kehidupan manusia.

jika kita berbicara mengenai hewan buas lalu kita katakan bahwa hewan itu adalah hewan buas. padahal sebuas buasnya hewan tidak akan mengalahkan buasnya manusia. sejak hewan buas dan manusia itu ada, berapa jumlah manusia yang dimakan hewan buas dibandingkan kebuasan manusia atas manusia pada perang dunia I dan II, bila dilihat dari sisi ini sebenarnya manusia lebih buas daripada binatang buas itu sendiri. yakni manusia manusia yang tidak mau mempergunakan hati, mata dan pendengaran mereka pada jalan yang benar menurut Allah SWT.

Ust Athian Ali melanjutkan, Kalau kita melihat risalah islam baik itu yang menyangkut masalah akidah dan syariat maka seluruh risalah islam ini bermuara pada pembentukan akhlak. sehingga akan bisa menjadi ukuran bahwa seorang itu sudah benar akidah dan ibadahnya bisa dilihat dari akhlaknya. jadi, yang menjadi parameter ukurannya adalah akhlaknya. Sehingga Ibnu Qayyim pernah menyatakan, bahwa agama itu adalah Ahklak, barang siapa yang bertambah baik akhlaknya berarti dia bertambah baik agamanya. ini sejalan dengan hadist, dimana Rasulullah Saw bersabda :"Orang mu'min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya" (HR. Turmudzi)

Ini adalah sebuah prinsip risalah islam yang hadir untuk membawa manusia mencapai kepribadian atau akhlak yang mulia agar tidak terseret dalam kehidupan seperti Hewan. diawali dengan pembentukan keimanan dan akidah  dan kesadaran manusia tentang apa tujuan hidupnya. orang yang tidak beragama maka jelas ia tidak akan memiliki tujuan hidupnya. Semoga kita semua terutama saya bisa memetik hikmah apa yang disampaikan ustadz Athian. aamiin.. 

Penulis: Unknown Bandung, Indonesia

Artikel Pemenuhan Hawa Nafsu, diterbitkan oleh Unknown . Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang Pemenuhan Hawa Nafsu dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini. Semoga pula blog ini dapat memberi manfaat pada siapapun yang membacanya, minimal jadi bahan renungan kala tersentuh, atau sekedar penghibur bila dianggap lucu..

0 komentar:

Posting Komentar

"Silahkan isi komentar dengan tidak berisi spam.." Terima Kasih..

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS