Home » , » Tanah Surga... Katanya

Tanah Surga... Katanya

"Tanah Surga.., Katanya" ialah film yang memang sudah tidak beredar dibioskop saat ini, film besutan Herwin Novianto dan diproduseri oleh Deddy Mizwar ini bercerita tengtang potret nasionalisme diperbatasan indonesia - malaysia tepatnya di pulau kalimantan.. saya tidak akan bercerita tentang sinopsis film ini., anda bisa baca sinopsis atau cari di Google.com atau juga bisa menontonnya langsung..  sayapun baru tertarik menonton film ini setelah melihat berita bahwa film "Tanah Surga.. Katanya" meraih 6 penghargaan di Festifal Film Indonesia  dan dinobatkan sebagai film terbaik 2012.

Apa yang menarik dari film ini?, anda akan menemukan setelah menontonnya jikalau anda masih memiliki rasa Nasionalisme terhadap bangsa dan negara indonesia. begitu banyak nilai nilai nasionalisme yang ditampilkan yang sangat mengharukan, saya pun sempat meneteskan air mata melihat kepolosan akting Salman (Osa Aji Santoso) yang begitu mencintai Indonesia sebagai nilai yang ditanamkan sang kakek Hasyim (Fuad Idris). sejenak saya pun berpikir apa seperti ini keadaan saudara - saudara kita yang hidup diperbatasan? sebuah pilihan hidup yang sangat memprihatinkan, mereka hidup disebuah dusun yang tertinggal dan sementara tak jauh dari perkampungan mereka ada sebuah perkotaan yang begitu maju yakni serawak Malaysia. Dengan keadaan seperti itu mereka masih bangga mengaku rakyat negri ini walaupun sebagian dari mereka lebih memilih pindah kewarganegaraan untuk mencari hidup yang lebih baik, pilihan yang tak sepenuhnya salah karena hidup memang utuk mencari kehidupan yang lebih baik. Peran pemerintahlah yang sangat membantu selain rasa Nasionalisme, rasa cinta akan tanah dan bangsanya sendiri.


Miris memang melihat kenyataan yang mungkin terekspresikan difilm ini, anda bisa bayangkan bagaimana bisa seorang kakek yang merupakan mantan relawan konfrontasi Indonesia - Malaysia tahun 1960 yang lebih dikenal dengan Operasi Dwikora masih memilih hidup miskin tapi tetap tinggal ditanah kebangsaannya sendiri sedangkan anaknya Haris (Ence Bagus) lebih memilih berdagang dan pindah kewarganegaraan ke negri malaysia yang lebih disebutnya surga. Ya Nasionalisme lah jawabannya, nilai yang lain ditunjukan Ibu Astuti (Astri Nurdin) yang ikhlas mengajar dengan fasilitas terbatas bahkan kelas harus dibagi 2 dengan sekat papan untuk membedakan kelas 3 dan 4. yang lebih menghentakkan hati nurani saya dan juga memancing emosi kemarahan saya ketika adegan salman yang meminta kepada seorang penjual pribumi dipasar serawak malaysia untuk menukarkan kain alas jualannya yang merupakan bendera kebangsaan kita dengan sarung yang baru dibeli salman untuk kakenya. ketika permintaan itu disetujui dengan senangnya salman berlarian dengan bendera yang dikibarkan menuju perbatasan dengan teriakan hidup indonesiaku, adegan ini pun di iringi lagu tanah airku karya ibu sud yang begitu mengharukan. dan adegan terakhir di film ini yang begitu menyentuh ialah ketika kakeh Hasyim dibawah oleh salman, ibu astuti dan Dokter Intel (Ringgo Agus) menuju rumah sakit dengan menaiki perahu namun ditengah perjalanan mesinnya rusak sehingga memaksa mereka untuk mendayungnya, diperjalan kakek hasyim tak bisa tertolong lagi dan memenui sakratul mautnya, ada pesan yang dititpkan kepada salman yakni "Apapun yang terjadi jangan sampai kamu kehilangan rasa CINTA Kepada NEGRI ini" 

Film ini mungkin ingin mngajarkan kita bagaimana menanamkan rasa cinta tanah air kepada anak sejak dini, yaa.. saya pun teringat masa ketika saya SD dulu, belajar sejarah bangsa yang diceritakan guru, ikut kegiatan tahunan yakni menjelang 17 agustus, menghafal lagu lagu kebangsaan maupun lagu lagu daerah yang menyatukan dan menambah khasanah kecintaan kepada negri ini, Setiap hari senin ikut upacara bendera dan mengheningkan cipta untuk mereka para pahlawan yang gugur dimedan perang. bahkan tak jarang saya bertugas sebagai penjaga jalan yag menghentikan kendaraan ataupun masyarakat yang lewat ketika bendera sedang dinaikan. Jaman memang selalu berubah, tak jarang kita dipertontonkan dengan tauran pelajar ditelivisi, korupsi pejabat negara yang semakin gila, pertikaian antar suku diberbagai daerah, ditambah lagi rasa nasionalisme kita yang semakin hari semakin susut. hal ini pun bisa dibuktikan dengan bertanya kepada diri kita sendiri, masihkan kita menghapal lagu indonesia raya? atau yang lebih sederhana apakah kita masih mengetahui isi butir pancasila? ya memang kita masih hafal tapi butuh beberapa waktu untuk mengingatnya lagi.
Tanah Surga.. (Puisi oleh salman)
Bukan lautan hanya kolam susu, katanya..
Tapi kata kakekku hanya orang2 kaya yang bisa minum susu
kail dan jala cukup menghidupimu, Katanya..
Tapi kata kakekku ikan2 kita dicuri oleh banyak negara
Tiada badai tiada topan kau temui, katanya
tpi kenapa ayahku tertiup angin ke malaysia
ikan dan udang menghampiri dirimu.. katanya
Tapi kata kakek awas..ada udang di balik batu
Orang bilang tanah kita tanah surga tongkat kayu jadi tanaman..katanya
Tapi kata dokter Intel belum semua rakyatnya sejahterah, banyak pejabat yang menjual kayu dan batu
untuk membangun suraganya sendiri
mungkin sudah terlalu banyak saya berceloteh ditulisan ini, tapi saya yakin selama kita masih mempunyai hati nurani, kita masih bisa untuk mencintai negri ini seperti halnya teriakan suara suporter kita ketika menonton timnas sepakbola, dan kebanggaan terhadap tim badminton kita yang dulunya begitu bersinar dikancah internasional ataupun kemarahan kita ketika klaim kebudayaan dan wilayah yang dilakukan oleh malaysia.. untuk itu saya sarankan buat teman-teman semua untuk menonton film "Tanah Surga, Katanya" dan ini bukanlah promosi tapi saya sependapat dengan yang membuat film ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dan jadi bahan renungan untuk kita memajukan bangsa dan tanah air Indonesia.. Odu'olo


Penulis: Unknown Bandung, Indonesia

Artikel Tanah Surga... Katanya, diterbitkan oleh Unknown . Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang Tanah Surga... Katanya dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini. Semoga pula blog ini dapat memberi manfaat pada siapapun yang membacanya, minimal jadi bahan renungan kala tersentuh, atau sekedar penghibur bila dianggap lucu..

0 komentar:

Posting Komentar

"Silahkan isi komentar dengan tidak berisi spam.." Terima Kasih..

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS