Minggu, 25 Agustus 2013 mungkin akan menjadi salah satu hari yang akan sulit saya lupakan dalam hidup, bagaimana tidak, dihari itu saya mempunyai kesempatan bertemu dan bersilaturahmi dengan sosok manusia yang begitu langkah dinegri ini, seorang mantan wakil Presiden dan juga Presiden Republik Indonesia yang ke 4 yang memimpin negri ini kurang lebih 1 tahun 5 bulan lamanya, bahkan dimasa yang sering disebut sebagai masa ultra-krisis dan sudah terukir jelas dengan tinta emas jasa beliau dalam buku sejarah bangsa.
Prof. DR. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, begitulah nama yang tertera dibawah gambar Foto Presiden di depan kelas sewaktu saya masih berada dikelas 6 SD, nama yang diharuskan dihafal oleh Guru walaupun kami tak begitu tahu apa arti gelar yang begitu panjang sebelum nama beliau. sudah begitu banyak Buku ataupun artikel yang menulis tentang biografi beliau dan mungkin yang terlaris ialah novel yang beliau tulis tentang perjalan hidup beliau dengan sang istri tercinta Ibu Ainun yang telah diangkat ke layar lebar dan menjadi film terlaris ke dua sepanjang sejarah perfiliman indonesia. Kejeniusan beliau sudah dibuktikan dan telah diakui dunia internasional dan inilah yang saya katakan manusia langka untuk Indonesia.
Dengan sederet kesibukan sebagai orang yang begitu penting di negri ini bahkan diluar negri, bersilaturahmi dengan Pak Habibie merupakan kesempatan yang langkah sehingga itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin, Yayasan warga Gorontalo di Bandung yang merupakan yayasan yang didirikan oleh Ibu Ainun Habibie mendapat kehormatan diundang oleh Pak Habibie dikediamannya dikota bandung. Warga Gorontalo dan Mahasiswa asal Gorontalo yang berada di kota Bandung pun diundang kerumah beliau namun sayang tak semua dapat hadir karena hanya pengurus yayasan dan beberapa Mahasiswa saja yang mendapat informasi tersebut.
Silaturahmi dengan pak Habibie kali ini serasa begitu istimewah karena pertemuan ini ibarat perkumpulan keluarga besar, tak ada protokoler tak ada panitia apalagi susunan acara :D, Pak Habibie yang merupakan keturunan asli Gorontalo banyak memberikan nasehat dan berbagi pengalaman tentang hidup dan bisa menjadi manusia yang berguna bagi agama dan bangsa. selain berbagi pengalaman pribadi dalam menuntut ilmu, beliau juga menceritakan cinta Ibundanya yang merupakan keturunan Jawa terhadap adat dan Budaya Gorontalo yang notabene merupakan suku asli ayah pak Habibie. maka tak heran kecintaan akan budaya Gorontalo dilanjutkan oleh ibu Ainun dengan mendirikan Yayasan Warga Gorontalo Bandung dan mendirikan Asrama untuk Mahasiswa Asal Gorontalo. bahkan pernikahan beliau dengan Ibu Ainun di laksanakan dengan dua adat yakni jawa dan adat Gorontalo. dalam perbincangan yang santai itu saya sempat menyampaikan informasi dan keluhan mengenai kondisi asrama Mahasiswa Gorontalo yang didirikan Oleh ibu Ainun dkk dan ternyata itu sudah menjadi agenda beliau dengan pengurus yayasan untuk merenovasi asrama yang didirikan hampir 30 tahun lalu itu, dan dengan mendengar keluhan ini pula pak Habibie sedikit menyindir kami Mahasiswa yang menuntut ilmu dinegri orang dengan kisah beliau yang sudah pergi ke jerman dengan umur dibawah 20 tahun untuk menuntut ilmu dengan tidak menerima beasiswa dari pemerintah, bukan karena beliau bodoh tapi karena sumpah dari Ibunda beliau didepan jasad ayahanda bahwa ia akan membesarkan dan menyekolahkan putra - putranya hingga berhasil tanpa bantuan dari siapapun, kuliah di jerman dengan biaya sendiri, hidup dengan mencari uang sendiri karena kalaupun ada uang yang akan dikirim oleh ibunda membutuhkan waktu dan proses yang lama untuk sampai di jerman. pak Habibie kuliah sambil kerja sehingga bisa mengumpulkan uang yang cukup untuk kehidupannya di jerman, namun ada satu hal yang menarik dari ungkapan beliau, beliau tidak tertarik untuk membeli mobil padahal uang yang ia miliki sudah lebih dari cukup untuk beli itu, beliau mengatakan tidak begitu tertarik untuk menyetir mobil dan lebih tertarik untuk bagaimana membuat mobil tersebut, pemikiran yang sungguh jauh kedepan.
Beliau melanjutkan ceritanya dengan menyebut adegan adegan di film yang sudah dinonton oleh jutaan orang indonesia ialah kejadian nyata yang beliau alami, dari hidup di apartemen kecil dengan ibu ainun, berjalan kaki dari tempat kerja ke rumah kontarakan hingga sepatu kesukaanya yang robek di jalan menuju pulang kerumah. kesederhanaan dan kepintaran yang beliau miliki merupakan anugrah Tuhan dan beliau juga mengatakan bahwa Habibie adalah produk dari dua Ibu, Ibu yang melahirkan beliau dan yang mendampingi beliau. inilah bukti kecintaan beliau kepada kedua sosok ibu yang berjasa dalam hidupnya. dalam perbicaraan selanjutnya, beliau bercerita tentang aktifitasnya setelah mundur dari presiden RI, yang memang lebih banyak menghabiskan waktu di luar negri ketimbang di indonesia, hal itu dikarenakan usaha dan kegiatannya memang begitu banyak diluar negri, Jerman adalah Negeri kedua beliau setelah indonesia. di jerman beliau mempunyai banyak usaha dan harta bahkan satu hal yang menarik beliau katakan jika di jerman bisa menghatamkan Al Quran sebanyak 6 kali dalam sebulan, mungkin dikarenakan banyaknya waktu luang yang beliau miliki dibanding di indonesia. begitu banyak pengalaman Religi yang beliau ceritakan, saya pun tertekun dan memang benar kata orang, Habibie mempunyai otak jerman tapi hati Mekkah. perpaduan antara Iptek dan Imtak yang patut diteladani.
Perbincangan siang itu berjalan kurang lebih 1 jam 30 menit dan ditutup dengan foto bersama kami warga Gorontalo dan mahasiswa yang kuliah di Kota Bandung, suatu kebanggaan bisa bertemu dan berbicara dengan beliau, semoga Pak Habibie selalu dalam lindungan Allah, diberikan kesehatan dan kebaiakan oleh Allah SWT di dunia dan akhirat kelak aminn.
Silaturahmi dengan pak Habibie kali ini serasa begitu istimewah karena pertemuan ini ibarat perkumpulan keluarga besar, tak ada protokoler tak ada panitia apalagi susunan acara :D, Pak Habibie yang merupakan keturunan asli Gorontalo banyak memberikan nasehat dan berbagi pengalaman tentang hidup dan bisa menjadi manusia yang berguna bagi agama dan bangsa. selain berbagi pengalaman pribadi dalam menuntut ilmu, beliau juga menceritakan cinta Ibundanya yang merupakan keturunan Jawa terhadap adat dan Budaya Gorontalo yang notabene merupakan suku asli ayah pak Habibie. maka tak heran kecintaan akan budaya Gorontalo dilanjutkan oleh ibu Ainun dengan mendirikan Yayasan Warga Gorontalo Bandung dan mendirikan Asrama untuk Mahasiswa Asal Gorontalo. bahkan pernikahan beliau dengan Ibu Ainun di laksanakan dengan dua adat yakni jawa dan adat Gorontalo. dalam perbincangan yang santai itu saya sempat menyampaikan informasi dan keluhan mengenai kondisi asrama Mahasiswa Gorontalo yang didirikan Oleh ibu Ainun dkk dan ternyata itu sudah menjadi agenda beliau dengan pengurus yayasan untuk merenovasi asrama yang didirikan hampir 30 tahun lalu itu, dan dengan mendengar keluhan ini pula pak Habibie sedikit menyindir kami Mahasiswa yang menuntut ilmu dinegri orang dengan kisah beliau yang sudah pergi ke jerman dengan umur dibawah 20 tahun untuk menuntut ilmu dengan tidak menerima beasiswa dari pemerintah, bukan karena beliau bodoh tapi karena sumpah dari Ibunda beliau didepan jasad ayahanda bahwa ia akan membesarkan dan menyekolahkan putra - putranya hingga berhasil tanpa bantuan dari siapapun, kuliah di jerman dengan biaya sendiri, hidup dengan mencari uang sendiri karena kalaupun ada uang yang akan dikirim oleh ibunda membutuhkan waktu dan proses yang lama untuk sampai di jerman. pak Habibie kuliah sambil kerja sehingga bisa mengumpulkan uang yang cukup untuk kehidupannya di jerman, namun ada satu hal yang menarik dari ungkapan beliau, beliau tidak tertarik untuk membeli mobil padahal uang yang ia miliki sudah lebih dari cukup untuk beli itu, beliau mengatakan tidak begitu tertarik untuk menyetir mobil dan lebih tertarik untuk bagaimana membuat mobil tersebut, pemikiran yang sungguh jauh kedepan.
Warga Gorontalo di Bandung bersama Pak B.J Habibie |
Perbincangan siang itu berjalan kurang lebih 1 jam 30 menit dan ditutup dengan foto bersama kami warga Gorontalo dan mahasiswa yang kuliah di Kota Bandung, suatu kebanggaan bisa bertemu dan berbicara dengan beliau, semoga Pak Habibie selalu dalam lindungan Allah, diberikan kesehatan dan kebaiakan oleh Allah SWT di dunia dan akhirat kelak aminn.
Penulis: Unknown Bandung, Indonesia
Artikel Silaturahmi Dengan Bapak B.J Habibie, diterbitkan oleh Unknown
. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang Silaturahmi Dengan Bapak B.J Habibie dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini. Semoga pula blog ini dapat memberi manfaat pada siapapun yang membacanya, minimal jadi bahan renungan kala tersentuh, atau sekedar penghibur bila dianggap lucu..
0 komentar:
Posting Komentar
"Silahkan isi komentar dengan tidak berisi spam.." Terima Kasih..